TOUNA (N.MEDIA)– Imam Kurniawan Lahay atau yang akrab disapa Boni memberikan tanggapanya atas klarifikasi Kepala BPBD Kabupaten Tojo Una-Una Alfian Matajeng, yang menyebutkan bahwa kritikan Imam Kurniawan Lahay yang menyorot soal kinerja BPBD Touna paska gempa yang melanda wilayah Kabupaten Tojo Una-Una baru-baru ini dinilai salah alamat.
“Kritikan oleh salah satu anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tengah Bapak Imam Kurniawan Lahay terkait kinerja BPBD kabupaten Tojo Una-Una di media N.Media tidak memiliki korelasi dari fungsi pengawasan pada tingkat pemerintahan daerah sebagaimana amanat UU No 23 Tahun 2014, seharusnya fungsi pengawasan angleg provinsi Sulteng pada pemerintah provinsi Sulteng (Gubernur dan BPBD) karena berkaitan fungsi DPRD (Legislasi, Anggaran, Pengawasan). Fungsi pengawasan dengan kewenangan mengontrol pelaksanaan perda APBD dan peraturan lainnya serta kebijakan pemerintah daerah provinsi Sulteng, jadi SALAH ALAMAT yang perlu disoroti kinerja Gubernur atau BPBD Sulteng, bukan Touna karena berkaitan dengan mengurus rumah tangga sendiri” Tulis Alfian Matejeng dalam pres rilisnya pada Minggu (1/8/2021).
Klarifikasi yang disampikan lewat akun media sosial miliknya serta yang ada dibeberapa media masa itu, ditanggapi serius oleh anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tengah tersebut.
Menanggapi hal itu Imam Kurniawan Lahay, mengungkapkan, bahwa krtikan itu di sampaikan sebetulnya meneruskan aspirasi Masyarakat yang pada saat itu panik dan membutuhkan penanganan cepat pada hari pertama dan hari kedua paska gempa.
“Saya mengkritik untuk kepentingan rakyat, dan saya wajar mengkritik karena Tojo Una-Una masuk dalam Daerah pemilihan saya, dan rakyat Touna juga yang memilih saya” Ungkapnya.
Dirinya juga mengatakan, jika kritikanya dianggap salah alamat hanya karena harus melihat hirarki Pemerintahan saya pikir itu keliru, sebab terlepas dari hirarki Pemerintahan dalam kondisi bencana alam kita harus melihat dari sisi Kemanusiannya, yang dimana selaku Pemerintah yang membidangi bencana Alam harus hadir disaat kondisi Masyarakat dalam keadaan darurat husunya merespon kondisi dilapangan, baik dalam bentuk antisipasi bencana susulan, atau penyediaan fasilitas pengungsian dan lain-lain” Ungkapnya Senin (2/8/2021).
Sebab kata dia, jika kita harus menunggu penetapan status dan tingkat kedaruratan bencana Daerah lalu bagimana dengan kondisi Masyarakat yang sudah terlanjur mengungsi.
“Apakah dalam kondisi darurat seperti itu kita harus menunggu lagi penetapan status dan tingkat kedaruratan bencana Daerah, apakah kita harus membiarkan warga berhamburan mencari tempat untuk mengamankan keluarganya masing-masing, kan tidak mungkin” Tegasnya
Dirnya juga menjelaskan, kritikannya terhadap kinerja BPBD itu setelah melihat perkembagan warga hari pertama dan hari kedua paska gempa, setelah beberapa kepala Desa menghubunginya untuk meminjam tenda yang diperuntukan bagi para pengungsi, lagi pula kata dia, kritikan untuk BPBD itu bertujuan agar BPBD segera merespon capat permintaan itu.
“Beberapa Kepala Desa itu menghubungi saya membutuhkan fasilitas seperti tenda pengungsian dan lain-lain, saya tidak punya fasilitas itu yang ada mungkin BPBD, dan kebetulan saat kejadian itu saya berada di Ampana, bahkan sempat melakukan monitoring malam hari paska gempa ” Trangnya lagi.
Lanjut dia, dalam klarifikasinya kepala BPBD mengaku belum ada alat teknologi yang memprediksi akan terjadinya gempabumi dengan tepat dan akurat, lokasi serta kekuatannya.
“Justru karna belum ada teknologi yang secanggih itu sehingga perlu dilakukan penangan cepat sehingga Masyarakat tidak panic, minimal menyediakan tenda induk di beberapa titik sehingga mempermudah proses evakuasi dan edukasi, kalau pengengusinya berhamburan kita sulit melakukan evakuasi dan edukasi, sehingganya banyak warga yang masih memilih tiggal dipengungsian karena tidak menerima informasi apapun” Tandasnya
Olehnya kata dia, kita tidak boleh anti kritik apalagi dalam situasi bencana.
“Jika kritikan saya di nilai negatif tidak menjadi masalah, tapi jika ditanggapi positif berarti kita jadikan kritikan itu sebagai bahan evalusi” Tuturnya. **
Komentar