N.MEDIA- Menjabat sebagai sorang Mentri memang keinginan bagi banyak orang, husunya dikalangan para pejabat bahkan kalangan politisi lainya, sebab jabatan Mentri merupakan jabatan strategis disebuah lembaga Negara, sehingganya banyak kalangan menginginkan untuk berada diposisi itu.
Terlepas jabatan Mentri adalah sebuah pengabdian dalam membantu lembaga Negara, jabatan ini juga terbilang mewah, sebab identic dengan Fasilitas mewah yang diberikan oleh Negara, baik dalam bentuk kendaraan operasional, jaminan kehidupan, dan lain-lain, semua itu diberikan oleh Negara karena tanggung jawabnya dalam mengurus tugas-tugas Negara.
Namun apa yang digambarkan diatas itu tidak berlaku bagi sosok seorang Sutami, seorang pejabat Negara yang delapan kali dilantik menjadi Mentri diera Presiden Soekarno dan juga diera Presiden Soe Harto.
Sepanjang masa jabatanya, tidak ada satupun tergambar kemewahan seorang pejabat Negara didalam pribadinya, atas kesederhanaanya itulah seehingga namanya dikenal sebagai Mentri termiskin di Indonesia.
Sutami diketahui lahir di Surakarta, 19 Oktober 1928, Sejak era Kabinet Dwikora tahun 1964, dirinya sudah diangkat menjadi Menteri Negara diperbantukan pada Menteri Koordinator Pekerjaan Umum dan Tenaga untuk urusan penilaian konstruksi oleh Presiden Soekarno.
Karena dirinya menjabat sebagai seorang Mentri Kordinator Pekerjaan Umum, maka Sutami bertanggung jawab atas beberapa megaproyek Nasional seperti pembangunan Gedung DPR RI, pembangunan jembatan Semanggi, Waduk Jati Luhur, Bandara Ngurah Rai, Jembatan Musi Palemabang,
Banyaknya megaproyek yang ia kelola di Kementrian, ternyata tidak menajdikan Sutami hidup dengan kaya raya, bahkan dengan abatanya itu dimemilih hidup sederhana.
Dalam artikel ‘Ir Sutami, Menteri Termiskin Indonesia dengan Karya Fenomenal, Hidup Sederhana hingga Atap Bocor dan Takut ke Rumah Sakit’ yang diterbitkan Intisari, Ir Sukami hidup cukup miris meski telah 14 tahun menjadi menteri.
Kondisi itu diungkapkan Staf Ahli Menteri PU, Hendropranoto Suselo dalam Edisi Khusus 20 tahun Majalah Prisma yang diterbitkan LP3ES tahun 1991 di Jakarta.
Staf Ahli Menteri PU, Hendropranoto Suselo saat menulis Dalam Edisi Khusus 20 Tahun Majalah Prisma yang diterbitkan LP3ES tahun 1991 di Jakarta, dirinya menyebut tentang sejarah bagaimana atap rumah seorang Ir. Sutami Bocor saat menjamu tamunya dikediamanya saat itu Sutami menjbat sebagai mentri PU dan Tenaga Listrik.
Saat itu berada pada suasana lebaran, rumah Ir Sutami ramai dikunjungi tamu, para tamu yang dating merasa kaget melihat banyaknya lubang di atap Sutami, bahkan rumahnya dijakarta Pusat itu dibeli dengan cara dicicl padaha dia seorang mentri.
Saat menjabat sebagai Mentri Sutami memang tidak menggunakan jabatanya untuk meraup keuntungan, untuk menjadikan dirinya hidup mewah bahkan saat lengser tahun 1978, Sutami mengembalikan semua fasilitas Negara yang pernah ia terima.
Menurut Kompas.com, suatu ketika PLN pernah mencabut listrik di rumah pribadinya di Surakarta. Sutami ternyata pernah kekurangan uang hingga telat bayar listrik. Lebih miris lagi, Sutami sempat takut dirawat di rumah sakit karena tidak mempunyai uang untuk membayar biaya rumah sakit. Setelah Pemerintah turun tangan, Sutami akhirnya bersedia dirawat di rumah sakit. Presiden Soeharto sendiri kerap menjenguk Sutami saat sakit.
Sutami memang dikenal dengan kesederhanaanya, bahkan mengunjungi Daerah Pelosok ia kerap berjalan kaki, masi banyak kisah menarik lainya dari sosok seorang Sutami, penulis hanya mengambil sebagian perjalanan hidup Sutami untuk dijadikan Motaviasi bagi kita semua. **
Komentar